Ruang Tunggu

Sejak kita bertukar selamat tinggal di suatu pagi itu, hidupku berubah jadi ruang tunggu. Hanya ada aku di situ. Orang-orang sesekali datang lalu pergi lagi. Beberapa menyapaku kemudian berlalu. Beberapa lagi memilih tinggal sebentar, bertukar tawa, kadang peluk. Tiada yang suka berlama-lama di ruang tunggu dengan majalah usang dan waktu yang diulur entah hingga kapan.

Aku menemukan diriku terpaku di ruang tunggu dengan orang-orang yang datang lalu berlalu, majalah-majalah usang, dan perbincangan yang asing. Kawan diamku adalah sebuah pintu di sudut yang menanti engkau masuk untuk memanggil namaku.

September 2014

Published by


Leave a comment